Keadaan geografis dan iklim
Kabupaten Barito Utara adalah salah
satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah yang berada di pedalaman Pulau
Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 114º27’3,32” –
115º50’47” Bujur Timur dan 0º49’00” Lintang Utara – 1º27’00” Lintang Selatan,
dengan batas-batas wilayah antara lain : sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Murung Raya dan Propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan berbatasan
dengan Barito Selatan dan Propinsi Kalimantan Selatan, sebelah timur berbatasan
dengan Propinsi Kalimantan Timur dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Kapuas. Luas wilayah Kabupaten Barito Utara lebih kurang 8.300 Km2
dan terdiri dari 6 kecamatan , 93 desa dan 10 kelurahan.
Pada umumnya Kabupaten Barito Utara
dari sebelah Selatan ke Timur merupakan dataran agak rendah sedangkan ke arah
Utara dengan bentuk daerah berbukit-bukit lipatan, patahan yang dijajari oleh
pegunungan Muller/Schwaner. Bagian wilayah dengan kelerengan 0-2% terletak dibagian
selatan tepi Sungai Barito yaitu Kecamatan Montallat dan Teweh Tengah. seluas
165 Km2 (2%). Bagian wilayah dengan kemiringan 2-15% tersebar di semua
kecamatan seluas 1.785 Km2 (21,5%).
Bagian wilayah dengan kemiringan
15-40% tersebar di semua kecamatan seluas 4.275 Km2 (51,5%) dan bagian wilayah
dengan kemiringan di atas 40% seluas 2.075 Km2 (25%).
Sungai yang berada di Kabupaten
Barito Utara terdapat Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito
Selatan dengan panjang sungai lebih kurang 900 Km dan lebar rata-rata 650 m
dengan kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di Laut Jawa. Di Kabupaten Barito
Utara terdapat juga danau yang berada di sekitar Desa Butong.
Menurut keadaan wilayahnya Kabupaten
Barito Utara tanahnya terdiri dari berbukit-bukit dengan ketinggian dari
permukaan laut antara 25-100 m. Sedangkan dataran rendah terdapat pada bagian
Selatan membentang sejauh lebih kurang 150 Km ke Utara dan merupakan tanah
dengan derajat keasaman kurang dari 7.
Pada kiri kanan dataran rendah
tersebut terdiri dari dataran tinggi, perbukitan, pegunungan lipatan dan
patahan, terdapat adanya tanah berwarna merah, kuning serta batuan induk hasil
endapan, batuan beku dan batu-batuan lainnya.
Berdasarkan keadaan tanah yang ada,
maka jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Barito Utara yaitu :
- Aluvial terdapat di aliran sungai
- Regosol, terdapat menyebar di bagian selatan wilayah Kabupaten Barito Utara
- Podsolik, merah kuning dengan induk batu-batuan dan batuan beku, terdapat pada wilayah yang berbukit
- Kambisol
- Okisol (Laterik) terdapat di wilayah bagian atas dan paling luas, keadaan medan bergelombang dan berbukit.
Iklim di daerah Kabupaten Barito
Utara termasuk iklim tropis yang lembab dan panas. Sesuai pengamatan Statiun
Meteorologi Beringin Muara Teweh, keadaan temperatur udara rata-rata maximum
lebih kurang 31,72ºC dan minimum kurang lebih 22,71ºC (keadaaan bulan Januari
s/d Desember 2010 ) dengan kelembaban nisbi rata – rata 86 %. Berikut
disajikan data ketinggian beberapa kota dari permukaan laut menurut kecamatan
:
KECAMATAN
Districk
|
KOTA
City
|
KETINGGIAN
Height
(m)
|
01. Montallat
|
Tumpung Laung
|
27
|
02. Gunung Timang
|
Kandui
|
500
|
03. Gunung Purei
|
Lampeong
|
91
|
04. Teweh Timur
|
Benangin
|
200
|
05. Teweh Tengah
|
Muara Teweh
|
59
|
06. Lahei
|
Muara Lahei
|
500
|
Sumber : BPS Kabupaten barito Utara
Pertanian
Masih besarnya kontribusi sektor
pertanian baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai lapangan pekerjaan,
subsektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
memegang peranan penting dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di Kabupaten
Barito Utara
Tanaman Pangan
Pada tahun 2007 dan 2008,
perbandingan antara produksi dan luas panen (produktivitas) tanaman bahan
makanan terutama untuk jenis padi sawah dan padi ladang mengalami penurunan.
Dengan produksi 27.281 ton dan luas panen 13 355 ha, produkstivitasnya 2,23
ton/ha tahun 2007, dan pada tahun 2008 produktivitasnya naik menjadi 2,04
ton/ha.
Luas panen dan produksi jagung, ubi
kayu dan ubi jalar menurut kecamatan
Kecamatan
|
Jagung
(Maize)
|
Ubi
Kayu (Cassava)
|
Ubi
Jalar (Sweet Potatoes)
|
|||
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
|
01. Montallat
|
5
|
9
|
7
|
77
|
3
|
21
|
02. Gunung Timang
|
10
|
20
|
11
|
124
|
7
|
50
|
03. Gunung Purei
|
5
|
9
|
18
|
`96
|
3
|
21
|
04. Teweh Timur
|
54
|
106
|
72
|
813
|
37
|
264
|
05. Teweh Tengah
|
12
|
24
|
31
|
348
|
3
|
22
|
06. Lahei
|
6
|
11
|
15
|
167
|
7
|
43
|
Jumlah
|
92
|
175
|
154
|
1.725
|
60
|
421
|
Perkebunan dan Kehutanan
Untuk subsektor perkebunan, luas
areal tanaman perkebunan besar negara, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat
tahun 2008 sebagian bertambah dibanding dengan tahun 2007. Meningkatnya
kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal di bidang perkebunan,
jenis tanaman perkebunan kelapa sawit luas arealnya dari tahun ke tahun terus
meningkat. Berikut disajikan data produksi buah-buahan menurut kecamatan:
Jenis
Buah
|
Kecamatan
|
||
Teweh
Timur
|
Teweh
Tengah
|
Lahei
|
|
Sawo
|
16
|
4,3
|
6
|
Pepaya
|
161
|
24
|
12
|
Pisang
|
63,5
|
27,6
|
22,5
|
Nenas
|
1,6
|
4,5
|
4
|
Salak
|
20
|
2,2
|
0,8
|
Cempedak
|
680
|
80,6
|
27,2
|
Rambutan
|
24,3
|
30
|
25,7
|
Jambu biji
|
42,5
|
12,8
|
5,3
|
Durian
|
31,6
|
300
|
19,8
|
Jeruk
|
63
|
12
|
23
|
Mangga
|
24
|
27,9
|
8,5
|
Duku/Langsat
|
2,4
|
11,1
|
4,5
|
Belimbing
|
3
|
1
|
2,6
|
Melinjo
|
1,7
|
0,7
|
11,7
|
Manggis
|
7
|
3
|
-
|
Sirsak
|
8
|
1,3
|
1,7
|
Sukun
|
16
|
3,2
|
0,9
|
Jumlah
|
1.165,6
|
546,2
|
176,2
|
0 Comments